Penglihatan Tajam Dan Cara Berpikir Rasional

Penglihatan Tajam Dan Cara Berpikir Rasional

Bobo.id - Teman-teman tentu tidak asing lagi dengan burung elang. Yap, salah satu burung pemangsa atau predator.

Burung elang ini memiliki kemampuan terbang yang luar biasa, cakar yang kuat, dan paruh yang tajam, lo.

Tak hanya itu, ternyata burung elang juga memiliki penglihatan tajam. Bahkan, lebih tajam daripada manusia.

Oleh karena itu, ketika ada orang yang memiliki mata tajam, mereka sering disebut dengan 'mata elang'. Hihi.

Mata burung elang bisa melihat detail dari jarak yang sangat jauh. Ia bisa melihat dari ketinggian 10 lantai. Wow!

Hmm, kira-kira apa rahasia elang bisa mendapatkan penglihatannya yang tajam itu, ya? Kita cari tahu, yuk!

Mata Besar dan Bentuk Khusus

Saat memperhatikan elang, kita akan tahu kalau mata elang memiliki ukuran yang besar dibandingkan kepalanya.

Bayangkan saja, diameter mata burung elang bisa mencapai 5 cm. Padahal, manusia hanya sekitar 2,4 cm.

Ukuran mata yang besar ini memungkinkan burung elang untuk mengumpulkan lebih banyak cahaya dan informasi.

Selain itu, mata burung elang juga memiliki bentuk khusus, yakni seperti mangkuk cekung yang cukup dalam.

Baca Juga: Meski Punya Paruh, Ternyata Platipus Termasuk Karnivora, Apa Makanannya?

Bentuk ini membuat mata elang berfungsi seperti lensa. Yap, bisa memperbesar suatu gambar dari jarak jauh.

Sel Penglihatan Banyak dan Rapat

Rahasia di balik mata elang yang tajam adalah karena elang punya sel penglihatan yang banyak dan juga rapat.

Sel-sel penglihatan yang ada di retina mata burung elang terdiri dari dua jenis, yakni sel kerucut dan sel batang.

Sel kerucut ini berfungsi untuk melihat warna dan detail. Nah, sel batang fungsinya melihat di kondisi gelap.

Mata burung elang memiliki jumlah sel kerucut yang lebih banyak dan sel kerucut yang lebih rapat dari manusia.

Mata burung elang punya satu juta sel kerucut per milimeter persegi. Padahal, manusia hanya punya 200 ribu.

Jumlah dan kerapatan sel kerucut yang tinggi inilah yang bikin elang bisa melihat objek jauh dengan jelas.

Punya Dua Titik Fokus Berbeda

Titik fokus adalah daerah retina mata yang punya kerapatan sel kerucut paling tinggi dan berfungsi melihat objek secara jelas.

Sebagai informasi, mata manusia hanya memiliki satu titik fokus di tengah retina. Namanya fovea sentralis.

Baca Juga: Perbedaan Fungsi Paruh Elang dan Paruh Burung Kolibri, Materi Kelas 4 SD

Sementara itu, mata burung elang memiliki dua titik fokus di retina. Namanya fovea sentralis dan fovea lateralis.

Fovea sentralis berada tepat di tengah retina. Fungsinya untuk melihat objek depan mata dengan resolusi tinggi.

Fovea lateralis ini berada di sisi retina, berfungsi melihat objek di samping mata dengan sudut pandang lebar.

Dengan dua titik fokus ini, mata burung elang bisa melihat objek depan dan samping secara bersamaan, lo.

Bisa Melihat Cahaya Ultraviolet

Cahaya ultraviolet adalah cahaya yang punya gelombang lebih pendek dari cahaya tampak dan tak bisa dilihat manusia.

Namun, mata burung elang bisa melihat cahaya ultraviolet karena sel kerucut punya sensitivitas yang tinggi.

Kemampuan melihat cahaya ultraviolet ini membantu burung elang untuk berburu mangsanya, teman-teman.

Sebab, burung elang dapat dengan mudah melihat jejak urine atau kotoran yang pantulkan cahaya ultraviolet.

Selain itu, kemampuan ini juga bisa digunakan untuk berkomunikasi dan mengenali burung elang lainnya.

Hal ini karena bulu-bulu burung elang diketahui memiliki pola yang berbeda dalam cahaya ultraviolet. Unik, ya!

Nah, itulah rahasia di balik penglihatan burung elang yang sangat tajam. Semoga informasi ini bisa bermanfaat.

Baca Juga: Terkenal Pandai Berburu, Berapa Kecepatan Burung Elang Emas saat Terbang?

Apa saja kemampuan hebat burung elang?

Petunjuk: cek di halaman 1!

Lihat juga video ini, yuk!

Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.

Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.

Artikel ini merupakan bagian dari Parapuan

Parapuan adalah ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya.

Belajar Empati dengan Berbagi, SPK Jakarta Nanyang School Kunjungi Panti Asuhan Desa Putera

Penglihatan binokular adalah penglihatan di mana kedua mata digunakan bersama-sama. Kata binokular berasal dari dua kata bahasa Latin, bini untuk ganda, dan oculus untuk mata.[1] Memiliki dua mata setidaknya memberi empat keunggulan dibandingkan memiliki satu. Pertama, memberikan makhluk hidup mata cadang dalam kasus mata yang satu rusak. Kedua, memberikan ruang pandang yang lebih luas. Sebagai contoh, manusia memiliki ruang pandang horisontal maksimum sekitar 200 derajat dengan dua mata, sekitar 120 derajat yang membentuk ruang pandang binokular tersebut (dilihat oleh kedua mata) diapit oleh dua bidang uniocular (dilihat oleh hanya satu mata) pada kira-kira 40 derajat.[2] Ketiga, memberikan ringkasan binokular sehingga kemampuan untuk mendeteksi objek yang samar makin meningkat.[3] Keempat, dapat memberikan stereopsis di mana paralaks yang disediakan oleh berbagai posisi kedua buah mata memberikan persepsi kedalaman yang tepat.[4] Penglihatan binokular tersebut terjadi karena penyatuan penglihatan atau fusi binokular, di mana hanya satu gambar yang terlihat meskipun setiap mata yang memiliki citra objek sendiri.[4]

Beberapa binatang, umumnya binatang predator, memiliki dua mata yang terletak di sisi berlawanan di kepala mereka untuk memberikan ruang pandang seluas mungkin. Contohnya termasuk kelinci, kerbau, dan antelop. Pada beberapa binatang, mata dapat bergerak secara independen untuk meningkatkan ruang pandang. Bahkan tanpa menggerakkan mata mereka, beberapa burung memiliki ruang pandang 360 derajat.

Binatang lain, biasanya juga binatang predator, memiliki dua mata di bagian depan kepala, sehingga memungkinkan mereka memiliki penglihatan binokular dan mengurangi ruang pandang mereka mendukung stereopsis. Contohnya termasuk manusia, elang, serigala, dan ular.

Beberapa binatang pemangsa, terutama yang besar seperti paus sperma dan paus pembunuh, memiliki dua mata yang terletak di sisi berlawanan di kepala mereka. Binatang lain yang belum tentu predator, seperti kelelawar buah dan beberapa primata juga memiliki mata yang menghadap ke depan.

Binatang yang memiliki mata menghadap ke depan, biasanya mata mereka bergerak bersama.

Ketika mata bergerak lateral, ke arah yang sama, ini disebut versi. Saat mata bergerak ke arah yang berlawanan, ke sebuah objek yang lebih dekat dari arah yang sedang dilihat mata, atau lebih jauh dari arah yang sedang dilihat mata, ini disebut vergensi. Ketika mata bergerak ke dalam, gerakan itu disebut pergerakan mata konvergensi, ketika mata bergerak ke luar, gerakan itu disebut pergerakan mata divergensi. Beberapa binatang (termasuk manusia) menggunakan pergerakan mata konvergensi dan divergensi tersebut.

Ringkasan binokular berarti bahwa ambang batas deteksi untuk untuk sebuah stimulus lebih rendah dengan dua mata dibandingkan dengan satu mata. Ketika beberapa sel di korteks visual menerima masukan dari kedua mata secara bersamaan, akan mendapatkan gambar binokular yang lebih baik daripada yang didapatkan oleh kedua mata yang terpisah.

Oleh Reza A.A Wattimena

Immanuel Kant, salah satu pemikir Eropa terbesar, menulis sebuah buku pendek pada akhir tahun 1784 di Prussia. Judulnya adalah Beantwortung der Frage: Was ist Aufklärung? Dalam bahasa Indonesia: Jawaban atas Pertanyaan, Apa itu Pencerahan? Ada satu paragraf penting yang kiranya perlu saya tulis disini.

“Pencerahan adalah keluarnya manusia dari ketidakdewasaan yang dibuatnya sendiri. Ketidakdewasaan adalah ketidakmampuan untuk menggunakan akal budi, tanpa pengarahan dari orang lain. Ketidakdewasaan ini dibuat oleh dirinya sendiri, karena sebabnya bukanlah kurangnya akal budi itu sendiri, melainkan karena kurangnya keberanian untuk berpikir tanpa pengarahan dari orang lain. Sapere Aude! Beranilah berpikir berpikir sendiri! Itulah semboyan dari Pencerahan.” (Kant, 1784)

Dengan kata lain, menurut Kant, inti dari Pencerahan adalah keberanian untuk berpikir sendiri. Orang tidak tunduk pada pengarahan orang lain secara buta. Orang tidak mengikuti saja tradisi, tanpa tanya. Ini bukan hanya ciri dari Pencerahan, tetapi juga ciri dari kedewasaan.

Dengan pola ini, Eropa masuk ke Era Pencerahan. Tradisi dipertanyakan ulang. Agama disingkirkan dari politik ruang publik, dan masuk ke ranah pribadi. Ini tentu sebuah proses yang panjang. Namun, semua ini sungguh mengubah wajah peradaban Eropa pada saat itu.

Berbagai penemuan di bidang ilmu pengetahuan terjadi. Eropa menjadi negara industri dengan tingkat produktivitas ekonomi yang besar, serta kekuatan militer yang perkasa. Sisi gelap dari ini pun tak bisa diabaikan. Penjajahan terhadap berbagai negara Afrika dan Asia pun terjadi dengan korban jiwa dan harta benda yang amat sangat besar.

Era Pencerahan juga memacu revolusi industri. Sampai sekarang, di era revolusi industri keempat, pengaruh semangat pencerahan pun masih terus terasa. Keberanian berpikir sendiri melahirkan mentalitas dan metode penelitian ilmiah. Dari berbagai segi, mulai dari teknologi, ekonomi sampai kebudayaan, Eropa menjadi yang terdepan.

Pencerahan di Indonesia

Keadaan sebaliknya terjadi di Indonesia. Keberanian berpikir sendiri dianggap musuh dari tradisi. Orang-orang yang melakukannya pun dikucilkan. Ketidakdewasaan justru dianggap hal yang baik.

Ini terjadi, karena tiga hal mendasar. Pertama, tradisi adalah sesuatu yang menakutkan. Orang mengikutinya, kerap kali bukan karena kekaguman, melainkan karena ketakutan akan dikucilkan. Rasa takut ini melahirkan kebiasaan konformisme sosial yang akut, yakni dorongan untuk terus mengikuti apa kata masyarakat, tanpa sikap kritis sama sekali.

Dua, budaya kepatuhan buta telah mengakar di Indonesia. Orang patuh pada otoritas begitu saja, terutama otoritas terkait dengan agama. Padahal, belum tentu otoritas tersebut mengandung akal sehat dan kebijaksanaan. Ini membuat manusia Indonesia cenderung tidak berpikir sendiri, dan, dengan demikian, juga tidak dewasa.

Tiga, semuanya kembali pada mutu pendidikan yang teramat rendah di Indonesia. Banyak hal-hal tak berguna diajarkan dengan metode yang merusak di berbagai institusi pendidikan Indonesia. Kepatuhan buta dan hafalan mutlak menjadi hal yang wajib dilakukan, tanpa tanya. Nalar kritis dan pencarian lebih dalam pun menjadi amat tumpul.

Berani Berpikir Sendiri

Jalan keluar dari semua ini sebenarnya cukup sederhana. Pertama, tradisi perlu ditempatkan secara tepat di dalam kehidupan bersama. Di satu sisi, tradisi banyak mengandung kebijaksanaan dari berbagai generasi sebelumnya. Di sisi lain, tradisi tetap harus dibaca dengan sikap kritis dan bijak. Jaman terus berubah, dan sebagian dari tradisi harus ikut berubah bersamanya. Peran keberanian untuk berpikir sendiri amat penting disini.

Dua, bangsa kita harus mulai melatih mengembangkan otonomi pribadi. Artinya, orang diajak untuk mempertimbangkan sendiri arah dan bentuk tindakannya. Ia tidak diberikan perintah mutlak dari luar yang memasung kreativitasnya. Otonomi pribadi akan melahirkan keberanian berpikir sendiri yang juga merupakan tanda kedewasaan seseorang.

Tiga, ini semua memang kembali pada mutu pendidikan. Pendidikan yang mengembangkan nalar kritis, akal sehat dan kreativitas harus dikembangkan di Indonesia. Kepatuhan buta dan hafalan mutlak di dalam semua unsur pendidikan harus sungguh dibuang. Formalisme agama, yang kini tersebar di Indonesia, juga harus segera diakhiri.

Hanya dengan pola ini, Indonesia bisa mengalami era pencerahan yang juga dikenal sebagai era fajar budi. Di abad 21, hal ini menjadi amat penting, tidak hanya dalam persaingan dengan bangsa-bangsa lain, tetapi juga untuk keberadaan bangsa Indonesia itu sendiri. Bangsa yang rakyatnya berani berpikir sendiri adalah bangsa yang dewasa. Sudah terlalu lama Indonesia hidup dalam penjajahan bangsa lain, baik penjajahan ekonomi maupun budaya.

Berani berpikir sendiri adalah sebuah langkah besar. Namun, pikiran juga adalah sesuatu yang mesti dipahami dengan tepat. Ketika pikiran menjadi alat untuk memahami segalanya, maka beragam masalah akan muncul. Di tingkat sosial, masalah yang tersebar adalah penggunaan teknologi dan ilmu pengetahuan yang berlebihan, sehingga menimbulkan kerusakan alam. Di tingkat pribadi, penggunaan pikiran yang berlebihan akan menciptakan berbagai penyakit mental, mulai dari stress, depresi, kecanduan narkoba sampai dengan bunuh diri.

Keberadaan pikiran haruslah sungguh dipahami. Bagian pertama dari pikiran adalah intelek. Tugasnya adalah memahami dunia dengan membelahnya ke dalam bagian-bagian yang kecil. Inilah yang kita gunakan di dalam ilmu pengetahuan. Intelek adalah bagian dari pikiran yang amat berguna, namun dimensinya amat terbatas.

Bagian kedua pikiran adalah identitas. Ini adalah pandangan tentang siapa diri kita, seperti warga negara, suku, ras maupun agama. Fungsi identitas adalah mengendalikan intelek. Orang akan menggunakan inteleknya semata untuk melindungi dan mengembangkan identitasnya.

Bagian ketiga adalah ingatan. Disini terkandung juga bahasa sebagai alat untuk berpikir, sekaligus untuk menyampaikan maksud. Ingatan tidak hanya ingatan di dalam kepala, tetapi ingatan di dalam tubuh, termasuk di dalam sel-sel yang dimiliki manusia. Ingatan memberikan bahan kepada intelek dan identitas untuk menjalankan fungsinya.

Bagian keempat adalah kesadaran murni. Ia tidak tersentuh oleh ingatan, identitas ataupun intelek. Sebaliknya, kesadaran murni yang memungkinkan ingatan, identitas dan intelek bisa menjalankan perannya. Dengan menyentuh ini, orang tidak lagi terjebak pada kecenderungan untuk berpikir berlebihan.

Intelek, identitas dan ingatan pun bisa digunakan secara tepat. Orang akan mengalami kebebasan, tidak hanya dari penjajahan masyarakat, tetapi juga dari kecenderungan berpikir berlebihan yang menciptakan penderitaan. Keseimbangan di dalam kehidupan lalu akan sungguh tercipta. Berani berpikir sendiri akan menjadi berkah yang membawa pencerahan pada tingkat pribadi maupun sosial.

Pikiran adalah sesuatu yang harus digunakan secara mandiri,… sekaligus untuk dilampaui…

BOGOR-WARTA BOGOR– Unit Pengumpul Zakat (UPZ) BAZNAS Telkom bersama Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor, melalui Badan Perencanaan…

Bangsa Indonesia baru saja memperingati hari lahirnya Pancasila. 1 Juni 1945 merupakan hari bersejarah bagi bangsa Indonesia dalam menegaskan jati dirinya sebagai bangsa yang merdeka. Pancasila menjadi landasan kehidupan berbangsa dan bernegara bagi individu, kelompok, dan masyarakat Indonesia. Nilai-nilai filosofis Pancasila pun sangat berpengaruh terhadap jati diri bangsa Indonesia, terutama dalam pola pikir setiap warga negara. Berkaitan dengan itu, tulisan ini memfokuskan pada urgensi nilai Pancasila terhadap kemerdekaan berpikir setiap warga negara Indonesia, karena warga negara berperan penting untuk kemajuan suatu bangsa di kemudian hari.

Sebagai suatu dasar filsafat negara maka sila-sila Pancasila merupakan suatu sistem nilai, oleh karena itu sila-sila Pancasila pada hakikatnya merupakan suatu kesatuan. Meskipun dalam setiap sila terkandung nilai-nilai yang memiliki perbedaan antara satu dengan lainnya namun kesemuanya itu tidak lain merupakan suatu kesatuan yang sistematis. Penulis dalam hal ini menekankan pada nilai sila ke-dua Pancasila yaitu “Kemanusiaan yang adil dan beradab”, sebagai salah satu landasan kemerdekaan berpikir bangsa Indonesia. Apa maksudnya? Berikut merupakan penjelasannya.

Nilai Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab

Sila kemanusiaan sebagai dasar fundamental dalam kehidupan kenegaraan, kebangsaan, dan kemasyarakatan. Nilai kemanusiaan ini bersumber pada dasar filosofis antropologis bahwa hakikat manusia adalah susunan kodrat rohani (jiwa) dan raga, sifat kodrat individu dan makhluk sosial, kedudukan kodrat makhluk pribadi dan sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.

Dalam sila kemanusiaan terkandung nilai-nilai bahwa negara harus menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia sebagai makhluk yang beradab. Oleh karena itu dalam kehidupan kenegaraan terutama dalam peraturan perundang-undangan negara harus mewujudkan tercapainya tujuan ketinggian harkat dan martabat manusia, terutama hak-hak, kodrat manusia sebagai hak dasar (hak asasi) harus dijamin dalam peraturan perundang-undangan negara.

Kemanusiaan yang adil dan beradab mengandung nilai suatu kesadaran sikap moral dan tingkah laku manusia didasarkan pada potensi budi nurani manusia dalam hubungan dengan norma-norma dan kebudayaan pada umumnya baik terhadap diri sendiri, terhadap sesama manusia maupun terhadap lingkungannya. Selanjutnya, nilai kemanusiaan yang adil mengandung suatu makna bahwa hakikat manusia sebagai makhluk yang berbudaya dan beradab harus berkodrat adil. Sedangkan nilai kemanusiaan yang beradab adalah perwujudan nilai kemanusiaan sebagai makhluk yang berbudaya, bermoral, dan beragama (Kaelan, 2014).

Urgensi Nilai Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab Terhadap Kemerdekaan Berpikir Warga Negara Indonesia

Konsekuensi nilai yang terkandung dalam sila kemanusiaan yang adil dan beradab adalah menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi hak-hak asasi manusia, menghargai atas kesamaan hak dan derajat tanpa membedakan suku, ras, keturunan, status sosial maupun agama. Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia, tenggang rasa, tidak semana-mena sesama manusia, menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan (Darmodihardjo, 1996).

Berdasarkan penjelasan nilai sila kemanusiaan yang adil dan beradab di uraian sebelumnya. Penulis berpendapat bahwa nilai tersebut harus menjadi salah satu landasan kemerdekaan berpikir warga negara Indonesia dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Kemerdekaan berpikir yang penulis maksud yaitu dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, serta iman dan takwa. Berikut penjelasannya :

Pertama, nilai kemanusiaan yang adil mengandung suatu makna bahwa hakikat manusia sebagai makhluk yang berbudaya dan beradab harus berkodrat adil. Dalam hal ini, kita sebagai warga negara Indonesia yang multikultural harus mengembangkan pola pikir agar tidak bersikap apatis dan skeptis, demi terwujudnya keadilan dan kemajuan bangsa. Sebagai contoh yaitu menghormati hak asasi orang lain seperti mengantri dengan tertib, tidak menimbun barang dan/atau makanan ketika sedang mengalami kelangkaan, tidak berbuat curang ketika sedang ujian, serta mengeluarkan semua ide untuk kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi tanpa bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila.

Kedua, nilai kemanusiaan yang beradab adalah perwujudan nilai kemanusiaan sebagai makhluk yang berbudaya, bermoral, dan beragama. Dalam hal ini, kita sebagai manusia yang diberikan akal oleh Tuhan Yang Maha Esa harus meningkatkan nilai spiritual, intelektual, moral, dan mental, guna mewujudkan keharmonisan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Sebagai contoh yaitu dengan cakap terhadap hukum, karena bangsa yang unggul adalah bangsa yang taat pada peraturan yang dibuat untuk memajukan peradaban guna meningkatkan kehidupan lahir batin setiap warga negara.

Oleh karena itu, landasan kemerdekaan berpikir bagi setiap warga negara Indonesia yaitu terdapat di dalam nilai-nilai sila Pancasila, khususnya pada sila kemanusiaan yang adil dan beradab. Sudah seharusnya kita sebagai warga negara Indonesia bisa mengimplementasikan kemerdekaan berpikir tersebut agar menjadi warga negara yang unggul, penuh cinta dan kebenaran, serta adil dan beradab untuk kesejahteraan dan kemajuan bangsa di kemudian hari.

Bobo.id - Pada pelajaran Informatika di tingkat SMP, kita akan mempelajari materi berpikir komputasional.

Kemampuan berpikir komputasional ini sangat penting dalam membantu memecahkan masalah dan membuat keputusan.

Dalam konteks pendidikan, berpikir komputasional membantu mengembangkan keterampilan pemecahan masalah, logika, abstraksi, dan algoritma yang dapat diterapkan dalam berbagai disiplin ilmu.

Dalam konteks industri dan bisnis, berpikir komputasional digunakan untuk mengembangkan aplikasi perangkat lunak, mengoptimalkan proses bisnis, dan meningkatkan efisiensi operasional.

Konsep Berpikir Komputational

Dalam berpikir komputasional, ada konsep yang harus dilakukan dan terdiri dari beberapa langkah, yakni:

Algorithm Design (Perancangan Algoritma)

Perancangan algoritma merujuk pada proses membuat urutan langkah-langkah yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah.

Dalam berpikir komputasional, perancangan algoritma merupakan langkah penting karena memastikan bahwa solusi yang dihasilkan dapat mengatasi semua kemungkinan kasus dan dapat diselesaikan secara efisien.

Empat langkah konsep berpikir komputasional ini sangat penting dalam pengembangan teknologi dan digunakan dalam berbagai industri dan disiplin ilmu.

Karakteristik Berpikir Komputasi

Ada beberapa karakteristik yang menunjukkan kemampuan berpikir komputasi, yakni:

1. Pemecahan Masalah Secara Sistematis

Berpikir komputasional melibatkan pemecahan masalah secara sistematis dan terstruktur dengan memecah masalah yang kompleks menjadi bagian yang lebih kecil dan lebih mudah dikelola.

Berpikir komputasional melibatkan kemampuan untuk menganalisis data untuk menemukan pola dan kesamaan dalam data dan untuk memahami data secara menyeluruh.

Baca Juga: Cara Konversi Bilangan Biner ke Bilangan Oktal beserta Contohnya

Berpikir komputasional melibatkan kemampuan untuk merancang algoritma untuk menyelesaikan masalah secara efisien dan efektif.

4. Keterampilan Abstraksi

Berpikir komputasional melibatkan keterampilan abstraksi untuk mengambil inti dari masalah dan mengabaikan detail yang tidak penting.

5. Kemampuan Memecahkan Masalah

Berpikir komputasional melibatkan kemampuan untuk memecahkan masalah yang kompleks dan mengidentifikasi masalah yang perlu dipecahkan.

6. Kemampuan Penggunaan Logika

Berpikir komputasional melibatkan penggunaan logika untuk mengembangkan dan menguji solusi.

Berpikir komputasional melibatkan kemampuan untuk bekerja sama dan berkolaborasi dengan orang lain dalam pemecahan masalah yang kompleks.

Dalam semua langkah pemecahan masalah, penting untuk mempertimbangkan faktor seperti efisiensi, keandalan, dan keterbacaan kode agar solusi dapat diimplementasikan dengan baik dan dipahami oleh orang lain.

Baca Juga: Mengenal Edge Computing, Layanan Teknologi Komputasi Canggih

Apa berapa konsep berpikir komputasional?

Petunjuk: cek di halaman 1!

Lihat juga video ini, yuk!

Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.

Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.

Ikuti juga keseruan rangkaian acara ulang tahun Majalah Bobo yang ke-50 di majalah, website, dan media sosial Majalah Bobo, ya! #50TahunMajalahBobo2023

Artikel ini merupakan bagian dari Parapuan

Parapuan adalah ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya.

AIA Healthiest Schools Dukung Sekolah Jadi Lebih Sehat Melalui Media Pembelajaran dan Kompetisi

Apabila sudah memahami dari sudut pandang filsafat, selanjutnya menerjemahkannya dalam sifat yang nyata. Pragmatis adalah sifat yang cenderung terburu-buru atau ambius.

Ada enam macam sifat pragmatis yang nyata ada dalam kehidupan, apa saja?

1. Menggebu-gebu Menggapai Sesuatu

Tak ada salahnya menjadi ambisius, asal ke arah yang baik. Namun, orang yang kelewat ambisius cenderung memiliki sifat menggebu-gebu alias tak sabaran. Tak jarang mereka juga sering mengabaikan aspek-aspek penting, dan hanya fokus pada tujuan saja.

Hindari sifat tak sabaran ini. Ingat, ada proses yang harus dilalui dan tak bisa di skip atau dilewati. Jangan berambisi tapi tanpa sadar kamu jadi stres.

Jadi, cobalah untuk sedikit lebih rileks menikmati hidupmu, tapi tetap fokus dan berusaha yang terbaik dalam mewujudkan impian.

2. Menghalalkan Segala Cara

Sifat ambisi berlebihan bisa berwujud seperti mulai menghalalkan segala cara agar bisa naik jabatan, dapat promosi hingga di sukai atasan. Bisa jadi, semua itu bermula dari sekedar iseng tapi lama-lama terbiasa dan menikmati cara-cara tak sehat ini.

Kamu boleh saja senang dan bahagia ketika merasa tindakan mu itu aman-aman saja dan kamu mendapatkan apa yang kamu mau. Tapi, ingat Karma is real.

Sadar dari sekarang bahwa trik-trik kotor untuk mencapat sukses itu tidak dibenarkan. Cepat atau lambat, hal jelek pasti ketahuan dan akan merugikan dirimu.

Terima kenyataan saja, dan mulai bangun karier dengan persaingan yang sehat dan adit. Hal ini justru lebih asyik. Kamu juga bisa sekaligus belajar tentang mengelola sifat ambisi dengan cara yang benar.

3. Lupa Kapasitas Diri

Sebagian ciri orang yang ambisius itu terkadang lupa akan kapasitas dirinya sendiri. Sebab, mereka tipe-tipe yang overconfident dan sudah terlanjur dibutakan dengan hal-hal indah yang belum tentu bisa terwujud.

Pahami bahwa kapasitas diri bukan hanya sekedar kemampuan intelektual, tapi juga emosional. Dua hal ini harus seimbang supaya bisa meraih kebahagiaan dan kesuksesan. Kini, tak sedikit orang pintar dan ambisius tapi justru gagal, mereka sukses tapi tak bahagia karena tidak mampu mengontrol emosi dengan baik.

Jadi, hindari sifat lupa diri. Bila kamu merasa belum layak dan pantas, sebaiknya tingkatkan dulu pengetahuan yang berkaitan dengan karier hingga kemampuan mengelola keuangan pribadi.

Abstraction (Abstraksi)

Abstraksi merujuk pada kemampuan untuk mengambil inti dari masalah dan mengabaikan detail yang tidak penting.

Dalam berpikir komputasional, abstraksi membantu kita fokus pada bagian penting dari masalah dan mencari solusi secara lebih efisien.

Decomposition (Dekomposisi)

Dekomposisi merujuk pada proses memecah masalah yang kompleks menjadi bagian-bagian yang lebih kecil dan lebih mudah dikelola.

Dengan memecah masalah menjadi bagian yang lebih kecil, kita dapat mengidentifikasi bagian mana dari masalah yang perlu dipecahkan. Hal ini membuat proses pemecahan masalah menjadi lebih mudah dan terstruktur.

Apa itu Berpikir Komputasional?

Berpikir komputasional adalah cara berpikir untuk memecahkan masalah dengan menggunakan prinsip-prinsip dan konsep-konsep yang digunakan dalam ilmu komputer.

Contohnya seperti pemecahan masalah secara sistematis, analisis data, dan desain algoritma.

Ini melibatkan pemecahan masalah dengan cara yang terstruktur dan efisien, serta kemampuan untuk mengelompokkan masalah yang kompleks menjadi bagian yang lebih kecil dan mudah dikelola.

Berpikir komputasional sangat penting dalam pengembangan teknologi dan digunakan dalam berbagai industri dan disiplin ilmu.

Pattern Recognition (Pengenalan Pola)

Baca Juga: Berpikir Komputasional: Abstraksi, Algoritma, Dekomposisi, dan Pola

Pengenalan pola adalah kemampuan untuk mengidentifikasi pola dan kesamaan dalam data atau masalah.

Dalam berpikir komputasional, pengenalan pola membantu kita menemukan algoritma atau metode yang paling efektif untuk menyelesaikan masalah yang diberikan.